Aksi Menolak Pabrik Semen di kawasan Kendeng
![]() |
Almarhumah sebelumnya dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik oleh Dokter. Kurang lebih pukul 02:30 dini hari (Selasa, 21 Maret 2017) setalah mandi, bu Patmi mengeluh badannya tidak nyaman, lalu mengalami kejang-kejang dan muntah.
Sesuai dengan kesepakatan, sebagian besar warga Kendeng yang aksi akan pulang ke kampung halamannya masing-masing. Diputuskan aksi akan diterus dilakukan oleh 9 orang. (Alm) Bu Patmi (48) adalah salah satu yang akan pulang sehingga cor kakinya dibuka dan bersiap untuk pulang esok pagi harinya.
Pagi ini jenasah almarhumah Bu Patmi dipulangkan ke desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati untuk dimakamkan di desanya. Dulur-dulur kendeng juga langsung pulang menuju Kendeng.
Dalam aksinya, seluruh peserta aksi #DipasungSemen2 didampingi dan dimonitor oleh tim Dokter yang siaga di YLBHI dan di lokasi aksi. Aksi protes berlangsung setiap hari, dimulai dari siang sampai sore, dengan fasilitas sanitasi lapangan dan peneduh. Pada sore hari peserta aksi pulang ke tempat beristirahat dan menginap di YLBHI jalan Diponegoro Jakarta.
Aksi yang semula hanya diikuti oleh sepuluh orang kemudian disusul oleh 55 petani dari kabupaten Pati dan Rembang untuk bergabung melakukan aksi pengecoran kaki dengan semen (Kamis, 23 Maret 2017).
Perwakilan peserta aksi diketahui telah diundang Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki untuk berdialog di dalam kantor KSP. Pada pokoknya, perwakilan menyatakan menolak skema penyelesaian konflik yang hendak digantungkan pada penerbitan hasil laporan KLHS yang sama tertutupnya dan bahkan samasekali tidak menyertakan warga yang bersepakat menolak pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia dan Pabrik Semen lainnya di Pegunungan Kendeng tersebut.
"Kami menolak pabrik semen di Pegunungan Kendeng berduka atas kematian Patmi saat aksi protesnya di seberang Istana Presiden. Kami sangat kecewa terhadap tumpulnya kepekaan politik para pengurus negara, termasuk pengingkaran tanggung-jawab atas jaminan keselamatan rakyat dan keutuhan fungsi-fungsi ekologis dari bentang alam pulau Jawa, khususnya kawasan bentang alam karst Kendeng. Sungguh ironis, bahwa di satu pihak pemerintah Indonesia menggembar-gemborkan itikad dan tindakan untuk ikut melawan krisis perubahan iklim dan hilangnya keragaman hayati, menegakkan hukum dan melakukan pembangunan dari pinggiran," demikian pernyataan Koalisi untuk Kendeng Lestari dalam siaran resminya.
Pagi ini jenasah almarhumah Bu Patmi dipulangkan ke desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati untuk dimakamkan di desanya. Dulur-dulur kendeng juga langsung pulang menuju Kendeng.
Aksi "Pasung Semen 2" itu sendiri sudah dilakukan sejak hari Senin, 13 Maret 2017 untuk memprotes pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang tidak menanggapi penolakan warga kawasan Kendeng terhadap rencana pendirian dan pengoperasian pabrik Semen milik PT Semen Indonesia di Rembang dan semen lainnya di pegunungan Kendeng.
Penolakan warga ini juga terkait ketidak-becusan pengambilan keputusan dan tindakan yang mempermainkan hukum yakni mengecilkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang membatalkan Ijin Lingkungan dan mengganggu usaha warga untuk mendapatkan keadilan atau membiarkan berlangsungnya gangguan dari pihak lain.
Dalam aksinya, seluruh peserta aksi #DipasungSemen2 didampingi dan dimonitor oleh tim Dokter yang siaga di YLBHI dan di lokasi aksi. Aksi protes berlangsung setiap hari, dimulai dari siang sampai sore, dengan fasilitas sanitasi lapangan dan peneduh. Pada sore hari peserta aksi pulang ke tempat beristirahat dan menginap di YLBHI jalan Diponegoro Jakarta.
Aksi yang semula hanya diikuti oleh sepuluh orang kemudian disusul oleh 55 petani dari kabupaten Pati dan Rembang untuk bergabung melakukan aksi pengecoran kaki dengan semen (Kamis, 23 Maret 2017).
Patmi sendiri telah mengecor kaki sejak hari Kamis yang didampingi oleh kakak dan adiknya, dengan seijin suaminya.
Perwakilan peserta aksi diketahui telah diundang Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki untuk berdialog di dalam kantor KSP. Pada pokoknya, perwakilan menyatakan menolak skema penyelesaian konflik yang hendak digantungkan pada penerbitan hasil laporan KLHS yang sama tertutupnya dan bahkan samasekali tidak menyertakan warga yang bersepakat menolak pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia dan Pabrik Semen lainnya di Pegunungan Kendeng tersebut.
"Kami menolak pabrik semen di Pegunungan Kendeng berduka atas kematian Patmi saat aksi protesnya di seberang Istana Presiden. Kami sangat kecewa terhadap tumpulnya kepekaan politik para pengurus negara, termasuk pengingkaran tanggung-jawab atas jaminan keselamatan rakyat dan keutuhan fungsi-fungsi ekologis dari bentang alam pulau Jawa, khususnya kawasan bentang alam karst Kendeng. Sungguh ironis, bahwa di satu pihak pemerintah Indonesia menggembar-gemborkan itikad dan tindakan untuk ikut melawan krisis perubahan iklim dan hilangnya keragaman hayati, menegakkan hukum dan melakukan pembangunan dari pinggiran," demikian pernyataan Koalisi untuk Kendeng Lestari dalam siaran resminya.
Kematian Patmi menjadi saksi bagi seluruh dunia, bahwa warga masyarakat Indonesia masih harus menyatakan sikapnya sendiri karena tidak adanya pembelaan sama-sekali dari pemerintah yang seharusnya mengurus nasib warganya. Kami juga menyampaikan kepada kalangan berpendidikan tinggi yang justru memilih peran sebagai juru-sesat untuk mengaburkan duduk-perkara masalah yang tengah dihadapi oleh warga Kendeng.
COMMENTS