Advokasi kasus penipuan investasi bodong Mezzo
![]() |
Belum sempat aku mengambil ijazah, aku nekad ingin bekerja dan melalui sponsor yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal kami.
Aku dibawa ke Cilacap untuk medikal dan wawancara. Aku bilang aku hanya lulusan SMK yang belum memegang ijazah. Namun sponsor dengan cekatan bicara, “Ttenang saja semua pasti beres”. Setelah selesai aku kembali ke rumah dengan hati gembira, aku berfikir bisa bisa meringankan beban mama.
![]() |
Sesampainya disana ternyata ketika aku pertama bekerja gajih kita dipotong selama 7 bulan dan aku tidak boleh pindah majikan. Harus beradaptasi dengan orang baru, ini adalah pengalaman yang mengajarkanku menjadi kuat.
Agensi setiap hari menelponku untuk mengingatkan agar aku betah dan jangan macam-macam karena aku berhutang kepada agensi. Saat itu gajih aku 320 dolar Singapura dan dipotong agensi 310 sisa 10 dolar sampai 7 bulan.
Di majikan pertama ini, aku hanya bertahan 3 bulan karena majikan super duper cerewetnya. Lalu aku ganti majikan dengan kerja jaga dua anak. Allhamdullilah aku bisa finishkan kontrak kerjaku.
Pengalaman kerja di Singapura itu sangat berat karena harus disiplin. Aku dilarang ngobrol dengan orang asing dan tidak pernah keluar rumah. Pokoknya kita benar-benar dikurung.
Selama 2 tahun aku harus bersabar karena memang aku harus bekerja dan tak ada pilihan lainnya. Gajih 3 bulan sekali kukirim ke rumah. Tahun 2010 aku pulang ke tanah air setelah finish kontrak. Sisa uang yang aku kirim, kupakai sebagaian untuk melanjutkan kuliah di BSI Salemba, Jakarta.
Waktu berjalan dan terus berjalan. Sebagai tulang punggung keluarga, aku berusaha mempertahankan kuliah dan rela ikut membantu orangtuaku menanggung biaya sekolah adikku. Jadilah aku harus kuliah sambil bekerja. Sukurnya semua tetap bisa kujalani demi mencukupi kebutuhan keluarga kami.
Karena gajihku tidak sesuai dengan tenaga yang kukeluarkan, aku putuskan mencari pekerjaan baru di daerah KBN Cakung tapi itupun hanya bisa kujalani selama 3 bulan sebagai buruh kontrak. Hampir satu tahun penuh aku pontang-panting menjalani semuanya antara kerja, berbagi waktu dan uang untuk keluargaku.
Begitupun akhirnya aku nyerah juga untuk meneruskan kuliah di BSI. Dengan sangat terpaksa aku mundur kuliah di semester dua bahkan keluar dari pekerjaan karena sangat berat kujalani.
Karena tidak ada pilihan lainnya, akhirnya aku mendaftar jadi TKW ke Hong Kong lewat sponsor di kawasan Condet Jakarta. Sedikit harapan, aku mendengar dari kawanku bahwa Hong Kong menjanjikan kebebasan dan bisa membuat kita lebih baik daripada di negara lainnya. Aapalagi kawanku bilang, kita bisa kuliah disana sambil kerja.
Juni 2011 aku mendaftar di sebuah PT di bilangan Cilacap, tapi ternyata PT tersebut tidak memproses ke Hong Kong. Mereka hanya memproses Negara penempatan Singapura dan Malaysia. Sukurnya aku tetap di terima dan diproses lalu disuruh tinggal di penampungan PT Jakarta relasi nya dari PT yang di Cilacap itu.
Sekitar 3 bulan aku berada di penampungan untuk ngurus visa sebelum diterbangkan langsung ke hongkong. Mimpiku akhirnya terwujud juga dengan sejuta impian yang bermain-main di pikiranku. Aku membayangkan bisa kuliah lagi agar bisa mendapat pekerjaan untuk berbakti kepada orang tua.
Mimpi itu ternyata berubah menjadi bencana. Di sinilah awal bencana yang kualami. Hong Kong yang kata kawanku penuh dengan kebebasan malah membuatku berkenalan dengan orang-orang yang kemudian menjerumuskan aku dalam jebakan utang.
![]() |
Awalnya mereka semua sangat baik kepadaku tapi akhirnya kedoknya terbongkar juga. Lama-kelamaan akhirnya aku tau juga belangnya mereka. Rayuan dan iming-iming yang mereka janjikan dan membuatku bermimpi ternyata membuatku terjebak utang karena aku berutang di bank. Bisnis investasi bodong itu mengharuskan kami menanamkan uang dan tinggallah aku bekerja hanya untuk membayar cicilan utang. Sementara beban potongan biaya penempatan selama 7 bulan sebesar 3000 Dollar Hong Kong hanya menyisakan uang 750 dollar Hong Kong.
Setelah 3 bulan sejak berutang di bank, aku harus membayar cicilan sebesar 2900 Dollar Hong Kong dari total utang sebesar 25.000 Dollar Hong Kong. Janji mendapat bonus dari perusahaan investasi bodong itu kini benar-benar membuatku stress berat karena harus mengali lobang tutup lobang.
![]() |
Bahkan aku dipecat karena majikanku tahu aku punya utang di bank padahal saat itu aku baru saja habis bayar potongan . Dengan berat hati aku pontang-panting cari majikan baru dan harus nunggu visa di Macau selama 2 bulan sampai visa keluar dan bisa masuk kembali ke Hong Kong. Aku merasa benar-benar apes sekali karena dikorbankan oleh si Bagus yang juga menjadi korban dari bisnis investasi bodong itu.
Saat aku di Macao ternya pihak bank juga sudah mencari-cariku untuk mendesak pembayaran cicilan bank yang tidak pernah dibayarkan sama si Bagus sialan itu. Pihak bank ternyata cepat tau dimana tempat kerjaku yang baru dan mereka memaksaku untuk melunasi utang. Ya allah saat itu rasanya aku tidak punya kekuatan lagi dan aku hanya bisa pasrah. Majikan baruku akhirnya tau juga aku dikejar-kejar pihak bank dan hari itu juga akhirnya aku dipecat lagi.
Agensi kembali menjemputku tapi aku masih sempat meminta hak-hakku baik itu tiket pesawat dan upah selama aku kerja karena aturan memecat pekerja tanpa notice harus ada uang pengganti . Majikanku menolak membayar uang notice atau PHK karena aku dia tuduh menggunakan alamat majikan untuk meminjam uang di bank dan sialnya agensi sedikitpun tidak membantu dan akhirnya aku harus membayar lagi uang jasa agensi selama 3 bulan.
Lagi-lagi aku harus cari majikan baru dan harus nunggu di Macau lagi. Ya Allah, cobaan Mu begitu bertubi-tubi. Aku benar-benar menyesal dan setelah visa turun aku bertekat untuk tidak ikut bisnis investasi di QNET dan ETERNAL.
Tahun 2013, aku mengalihkan kekecewaanku dengan mendaftar kuliah di UB Capstone yang katanya sudah ada ijin legal dari KJRI. Setelah beberapa bulan aku focus bekerja dan kuliah, ternyata si Bagus menelponku lagi. Katanya dia ingin bertemu dan setelah kami ngobrol ternyata dia menawarkan aku lagi dengan bisnis yang sama.
Entah karena kelihaiannya atau aku yang bodoh akhirnya aku terpancing untuk ikut lagi tapi kali ini nama bisnisnya Mezzo. Entah kenapa aku bisa percaya dan menyerahkan uangku sebesar 7.800 dollar Hong Kong. Si Bagus ngajari aku untuk minjam uang ke Bank dengan dokumen orang lain sebagai jaminan walau aku harus bayar tiap bulan.
Jadilah aku kuliah sambil berbisnis di hari liburku dan mulai merekrut banyak downline agar mereka mau join dan menanamkan uang dengan meminjam di bank. Kali ini aku bisa dibilang kebanjiran banyak uang. Tapi sesungguhnya aku baru tau kemudian kalau hanya diperalat oleh Mezzo untuk memperkaya mereka dengan akal bulusnya.
Kesialanku ternyata tidak berhenti, orang yang menggas berdirinya UB Capstone tiba-tiba pulang ke tanah air dan jadilah kami mahasiswa yang terombang-ambing tanpa status. Belakangan kami tau bahwa universitas itu belum terdaftar di KJRI. Kami menuntut universitas itu tapi yang kami dapat hanya janji, janji dan janji.
Kembali ke usahaku di Mezzo, satu tahun pertama berjalan cukup lancar. Bagus bahkan makin berani mengimingi aku untuk stay out secara ilegal atau membeli visa dan aku pun tertarik untuk meninggalkan majikanku yang baik hati itu demi mencapai impian. Bahkan aku berani menjanjikan untuk menginvestasi uangku lebih banyak lagi sampai 35 ribu dollar Hong Kong. Tapi aku baru menyetor uang sebanyak 6000 dari uang tiket pesawat yang kudapat dari majikanku. Bahkan aku sempat pulang ke tanah air di bulan Juli untuk rencana pernikahanku.
![]() |
Orang-orang yang menanamkan uangnya mulai gelisah karena cicilan ke bank tidak bisa ditunda harus membayar setiap bulan beserta bunganya . Saat itu aku masih di Indonesia menunggu proses visa. Saat itu aku sadar kejadian yang lama pasti berulang kembali dan aku akhirnya sadar untuk mengurus keberangkatan kerjaku secara legal ke Hong Kong.
Aku memutuskan untuk memproses keberangkatanku secara procedural walau harus menanggung biaya potongan selama 3 bulan lagi. Jika kujumlah selama 5 tahun ini, aku telah membayar agensi selama 7+3+1+3 = 14 bulan.
Jangan mau diiming-imingi apapun atau dijanjikan sesuatu yang tidak jelas. Hari itu aku bertemu dengan sebuah organisasi yang perduli kepada kami korban Mezzo. Aku bersukur bisa bergabung bersama KOBUMI dan siap berperang melawan para mafia penipuan yang merampas uang BMI di hongkong. Hingga saat ini bahkan aku siap selalu di depan untuk menuntut pertanggung jawabannya di kepolisian Hong Kong.
Kawan-kawan sekalian semoga pengalamanku yang rumit ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua BMI terutama bagi diriku sendiri. Aku tidak akan mudah untuk tergiur dengan janji-janji akan sesuatu yang tidak pasti. Aku sadar bahwa BMI selalu dijadikan sasaran empuk para penjahat yang terus mengintai. Hari ini aku begitu bersemangat mengikuti kegiatan KOBUMI untuk belajar dan berjuang bersama serta membantu banyak orang lain.
Ditulis oleh Rani Suwito,
Hong Kong, 310816
COMMENTS