Sejarah Peringatan Hari Perempuan Sedunia
KOBUMI - Hari Perempuan Internasional (HPI) lahir dalam pergolakan sosial yang besar dan karena itu mewarisi suatu tradisi protes dan aktivisme politik. Bertahun-tahun sebelum tahun 1910, pada pergantian menuju abad 20, kaum perempuan di negara-negara yang tengah mengalami industrialisasi, mulai memasuki kerja upahan. Pekerjaan mereka dipisahkan menurut jenis kelamin, dan umumnya kaum perempuan ditempatkan di industri tekstil, manufaktur, dan layanan-layanan domestik dimana kondisi-kondisinya sangat parah dan menyengsarakan.
Saat itu adalah masa dimana Serikat-Serikat Buruh tengah mengalami perkembangan dan di sisi lain sengketa-sengketa industrial mulai meletus, termasuk sengketa yang muncul di antara seksi-seksi pekerja perempuan yang tidak bergabung dalam serikat. Eropa saat itu tengah berada dalam kemungkinan terseret ke dalam api revolusi.
Banyak perubahan dalam kehidupan perempuan mendorong munculnya perlawanan terhadap batasan-batasan politik di sekitar mereka. Di seluruh penjuru Eropa, Inggris, Amerika, dan kurang lebih juga di Australia, kaum perempuan dari seluruh lapisan sosial berjuang dan berkampanye untuk menuntut hak pilih dalam pemilihan umum. Terkait hal ini terdapat banyak sudut pandang berbeda atas mengapa isu ini menjadi suatu isu yang penting dan bagaimana cara untuk mencapai tuntutan itu.
Berikut rangkaian peristiwa penting yang menjadi tonggak awal Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day.
Tahun 1908
Kerusuhan besar dan perdebatan kritis yang terjadi di antara perempuan. Penindasan perempuan dan ketidaksetaraan yang mendorong perempuan untuk menjadi lebih vokal dan aktif dalam berkampanye untuk perubahan. Kemudian pada tahun 1908, 15.000 perempuan berbaris melalui kota New York menuntut diberlakukannya jam lebih pendek, upah yang lebih baik dan hak suara.
Tahun 1909
Sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama dilaksanakan di seluruh Amerika Serikat pada 28 Februari. Perempuan terus merayakan Hari Perempuan Nasional pada hari Minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.
Tahun 1910
Pada 1910 Konferensi Internasional kedua Pekerja Perempuan diadakan di Kopenhagen. Clara Zetkin, seorang Pemimpin ‘Pekerja Perempuan’ untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman, mengajukan ide Hari Perempuan Internasional. Dia mengusulkan bahwa setiap tahun di setiap negara harus ada perayaan pada hari yang sama – Hari Perempuan – untuk memperjuangkan tuntutan perempuan. Konferensi lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, yang mewakili serikat pekerja, partai-partai sosialis, pekerja klub perempuan, dan termasuk tiga perempuan pertama yang terpilih ke parlemen Finlandia. Ide Clara Zetkin disambut dengan persetujuan bulat dan dengan demikian Hari Perempuan Internasional berhasil dideklarasikan.
Tahun 1911
Menyusul keputusan itu disepakati di Kopenhagen pada tahun 1911, Hari Perempuan Internasional mendapat kehormatan pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss pada 19 Maret 1911. Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri rapat umum Hari Perempuan Internasional, berkampanye memperjuangankan hak-hak perempuan untuk bekerja, memilih, dilatih, memegang jabatan publik dan mengakhiri tindak diskriminasi terhadap semua perempuan . Namun kurang dari seminggu kemudian pada tanggal 25 Maret, peristiwa ‘Segitiga Api’ yang tragis di New York City menewaskan lebih dari 140 pekerja perempuan, yang sebagaian besar merupakan imigran dari Italia dan Yahudi. Peristiwa bencana menarik perhatian yang signifikan terhadap kondisi kerja dan Undang-Undang Perburuhan di Amerika Serikat yang menjadi fokus dari kampanye hari Perempuan Internasional yang lebih dikenal dengan kampanye ‘Bread and Roses’.
Tahun 1913-1914
Pada malam Perang Dunia I, perempuan Rusia melakukan kampanye untuk perdamaian pada peringatan Hari Perempuan Sedunia pertama mereka pada hari Minggu terakhir pada bulan Februari 1913. Pada tahun 1913 inilah diadakan pertemuan internasional lanjutan Perempuan Sedunia dan menetapkan tanggal 8 Maret sebagai hari perempuan internasional secara global. Pada tahun 1914, para aktifis perempuan di Eropa mengadakan rapat umum untuk mengkampanyekan penentangan terhadap perang dan membangun solidaritas perempuan sedunia.
Tahun 1917
Pada hari Minggu terakhir bulan Februari, Aktifis perempuan Rusia mulai melakukan aksi mogok untuk memprotes peristiwa kematian lebih dari 2 juta tentara Rusia akibat perang. Para pemimpin politik perempuan terus berdemo hingga empat hari dan kemudian Tsar (Raja Rusia) akahirnya turun tahta dan oleh Pemerintah yang berkuasa perempuan diberikan hak untuk memilih. Tanggal pemogokan perempuan dimulai hari Minggu 23 Februari pada kalender Julian yang digunakan di Rusia. Hari ini dalam kalender Gregorian ini bertepatan juga dengan tanggal 8 Maret pada kalender masehi.
Tahun 1918 – 1999
Sejak lahirnya gerakan sosialis, Hari Perempuan Internasional telah tumbuh menjadi sebuah hari global dan mendapat pengakuan dan perayaan di hampir semua negara maju bahkan di negara-negara berkembang. Selama beberapa dekade, Hari Perempuan Internasioanl telah berkembang semakin populer dari tahun ke tahun. Selama bertahun-tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengadakan konferensi tahunan Hari Perempuan Internasioanl untuk mengkoordinasikan upaya internasional memenuhi hak-hak dan partisipasi perempuan dalam kehidupan sosial, proses politik dan ekonomi. Tahun 1975 ditetapkan sebagai ‘Tahun Internasional Perempuan’ oleh PBB. Organisasi perempuan dan pemerintah di seluruh dunia telah memperingati Hari Perempuan Internasioanl setiap tahunnya yakni tanggal 8 Maret dengan mengkampanyekan penghhormatan terhadap perempuan dan terus mengkampanyekan kesetaraan perempuan yang sudah diperoleh untuk terus dipertahankan dalam semua aspek kehidupan .
Tahun 2000 – Sekarang
Hari Perempuan Internasioanal saat ini sudah dijadikan sebagai hari libur resmi di banyak negara seperti di Afghanistan, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Burkina Faso, Kamboja, Cina (untuk perempuan saja), Kuba, Georgia, Guinea-Bissau, Eritrea, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Madagaskar, Moldova, Mongolia, Montenegro, Nepal, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Uganda, Ukraina, Uzbekistan, Vietnam dan Zambia. Tradisi dimana para pria menghormati ibu, istri,adik, keponakan, pacar, kolega dan tetangga dengan memberikan bunga dan hadiah kecil lainnya. Di beberapa negara Hari Perempuan Internasional memiliki status setara dengan Hari Ibu dimana anak-anak memberikan hadiah kecil untuk ibu dan nenek mereka.
Hidup Perempuan yang berlawan!
Saat itu adalah masa dimana Serikat-Serikat Buruh tengah mengalami perkembangan dan di sisi lain sengketa-sengketa industrial mulai meletus, termasuk sengketa yang muncul di antara seksi-seksi pekerja perempuan yang tidak bergabung dalam serikat. Eropa saat itu tengah berada dalam kemungkinan terseret ke dalam api revolusi.
Banyak perubahan dalam kehidupan perempuan mendorong munculnya perlawanan terhadap batasan-batasan politik di sekitar mereka. Di seluruh penjuru Eropa, Inggris, Amerika, dan kurang lebih juga di Australia, kaum perempuan dari seluruh lapisan sosial berjuang dan berkampanye untuk menuntut hak pilih dalam pemilihan umum. Terkait hal ini terdapat banyak sudut pandang berbeda atas mengapa isu ini menjadi suatu isu yang penting dan bagaimana cara untuk mencapai tuntutan itu.
Berikut rangkaian peristiwa penting yang menjadi tonggak awal Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day.
Tahun 1908
Kerusuhan besar dan perdebatan kritis yang terjadi di antara perempuan. Penindasan perempuan dan ketidaksetaraan yang mendorong perempuan untuk menjadi lebih vokal dan aktif dalam berkampanye untuk perubahan. Kemudian pada tahun 1908, 15.000 perempuan berbaris melalui kota New York menuntut diberlakukannya jam lebih pendek, upah yang lebih baik dan hak suara.
Tahun 1909
Sesuai dengan deklarasi Partai Sosialis Amerika, Hari Perempuan Nasional pertama dilaksanakan di seluruh Amerika Serikat pada 28 Februari. Perempuan terus merayakan Hari Perempuan Nasional pada hari Minggu terakhir bulan Februari sampai tahun 1913.
Tahun 1910
Pada 1910 Konferensi Internasional kedua Pekerja Perempuan diadakan di Kopenhagen. Clara Zetkin, seorang Pemimpin ‘Pekerja Perempuan’ untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman, mengajukan ide Hari Perempuan Internasional. Dia mengusulkan bahwa setiap tahun di setiap negara harus ada perayaan pada hari yang sama – Hari Perempuan – untuk memperjuangkan tuntutan perempuan. Konferensi lebih dari 100 perempuan dari 17 negara, yang mewakili serikat pekerja, partai-partai sosialis, pekerja klub perempuan, dan termasuk tiga perempuan pertama yang terpilih ke parlemen Finlandia. Ide Clara Zetkin disambut dengan persetujuan bulat dan dengan demikian Hari Perempuan Internasional berhasil dideklarasikan.
Tahun 1911
Menyusul keputusan itu disepakati di Kopenhagen pada tahun 1911, Hari Perempuan Internasional mendapat kehormatan pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss pada 19 Maret 1911. Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki menghadiri rapat umum Hari Perempuan Internasional, berkampanye memperjuangankan hak-hak perempuan untuk bekerja, memilih, dilatih, memegang jabatan publik dan mengakhiri tindak diskriminasi terhadap semua perempuan . Namun kurang dari seminggu kemudian pada tanggal 25 Maret, peristiwa ‘Segitiga Api’ yang tragis di New York City menewaskan lebih dari 140 pekerja perempuan, yang sebagaian besar merupakan imigran dari Italia dan Yahudi. Peristiwa bencana menarik perhatian yang signifikan terhadap kondisi kerja dan Undang-Undang Perburuhan di Amerika Serikat yang menjadi fokus dari kampanye hari Perempuan Internasional yang lebih dikenal dengan kampanye ‘Bread and Roses’.
Tahun 1913-1914
Pada malam Perang Dunia I, perempuan Rusia melakukan kampanye untuk perdamaian pada peringatan Hari Perempuan Sedunia pertama mereka pada hari Minggu terakhir pada bulan Februari 1913. Pada tahun 1913 inilah diadakan pertemuan internasional lanjutan Perempuan Sedunia dan menetapkan tanggal 8 Maret sebagai hari perempuan internasional secara global. Pada tahun 1914, para aktifis perempuan di Eropa mengadakan rapat umum untuk mengkampanyekan penentangan terhadap perang dan membangun solidaritas perempuan sedunia.
Tahun 1917
Pada hari Minggu terakhir bulan Februari, Aktifis perempuan Rusia mulai melakukan aksi mogok untuk memprotes peristiwa kematian lebih dari 2 juta tentara Rusia akibat perang. Para pemimpin politik perempuan terus berdemo hingga empat hari dan kemudian Tsar (Raja Rusia) akahirnya turun tahta dan oleh Pemerintah yang berkuasa perempuan diberikan hak untuk memilih. Tanggal pemogokan perempuan dimulai hari Minggu 23 Februari pada kalender Julian yang digunakan di Rusia. Hari ini dalam kalender Gregorian ini bertepatan juga dengan tanggal 8 Maret pada kalender masehi.
Tahun 1918 – 1999
Sejak lahirnya gerakan sosialis, Hari Perempuan Internasional telah tumbuh menjadi sebuah hari global dan mendapat pengakuan dan perayaan di hampir semua negara maju bahkan di negara-negara berkembang. Selama beberapa dekade, Hari Perempuan Internasioanl telah berkembang semakin populer dari tahun ke tahun. Selama bertahun-tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengadakan konferensi tahunan Hari Perempuan Internasioanl untuk mengkoordinasikan upaya internasional memenuhi hak-hak dan partisipasi perempuan dalam kehidupan sosial, proses politik dan ekonomi. Tahun 1975 ditetapkan sebagai ‘Tahun Internasional Perempuan’ oleh PBB. Organisasi perempuan dan pemerintah di seluruh dunia telah memperingati Hari Perempuan Internasioanl setiap tahunnya yakni tanggal 8 Maret dengan mengkampanyekan penghhormatan terhadap perempuan dan terus mengkampanyekan kesetaraan perempuan yang sudah diperoleh untuk terus dipertahankan dalam semua aspek kehidupan .
Tahun 2000 – Sekarang
Hari Perempuan Internasioanal saat ini sudah dijadikan sebagai hari libur resmi di banyak negara seperti di Afghanistan, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Burkina Faso, Kamboja, Cina (untuk perempuan saja), Kuba, Georgia, Guinea-Bissau, Eritrea, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Madagaskar, Moldova, Mongolia, Montenegro, Nepal, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Uganda, Ukraina, Uzbekistan, Vietnam dan Zambia. Tradisi dimana para pria menghormati ibu, istri,adik, keponakan, pacar, kolega dan tetangga dengan memberikan bunga dan hadiah kecil lainnya. Di beberapa negara Hari Perempuan Internasional memiliki status setara dengan Hari Ibu dimana anak-anak memberikan hadiah kecil untuk ibu dan nenek mereka.
Hidup Perempuan yang berlawan!