PRT adalah Pekerja, bukan budak
![]() |
“Ini adalah penghapusan perbudakan yang kedua. Selama ini PRT bekerja 18 jam sehari,” kata Ketua Serikat Pekerja Rumah Tangga dan Pekerja Domestik Sao Puolo, Eliana Menezes, kepada koran Brazil Folha de Sao Paulo.
UU ini akan melindungi PRT dan pekerja domestik lainnya di Brazil, yang sekitar 92% diantaranya adalah perempuan. Sebelumnya, para PRT diikat oleh ketentuan yang diputuskan sepihak hanya oleh majikan.
Menurut data Institutut Geografi dan Statistik Brazil, pada tahun 2011, ada 6,1 juta perempuan Brazil yang bekerja menjadi PRT atau 14% dari keseluruhan buruh di Brazil. Rata-rata upah PRT di Brazil hanya separuh dari upah Buruh sektor formal.
Pihak oposisi mengklaim bahwa ketentuan ini akan menambah barisan pengangguran di Brazil. Namun, Senat Brazil bersikukuh bahwa ketentuan ini diperlukan untuk memanusiawikan PRT dan pekerja domestik lainnya di Brazil.
Banyak yang berpikir negatif terkait amandemen Undang-Undang ini, jika ketentuan ini sudah diberlakukan, mereka kuatir biaya untuk mempekerjakan PRT akan naik 20% hingga 40%. Di Brazil, keluarga dari klas menengah sangat membutuhkan PRT untuk membantu mereka melakukan pekerjaan memasak, membersihkan, dan mencuci pakaian.
COMMENTS