Kembalikan uang nasabah Mezzo dan tangkap adili pemiliknya
![]() |
Aku didatangi seorang calo bernama Abu (nama panggilan) yang menawarkan jasa masuk PT. Amry Margatama di daerah Tanggerang. Aku diharuskan belajar bahasa sebagaimana buruh migran lainnya. Selama aku pendidikan, aku sering sakit dan akibatnya aku lambat memahami bahasa Kantonis.
Saat aku tiba di Hong Kong aku seperti orang bisu, bekerja dan bicara dengan isarat. Setelah 3 bulan aku bekerja, baru diberi libur pada hari minggu oleh majikan. Selain hari Minggu, libur nasional aku tak pernah dikasih libur selama 2 tahun hanya diganti uang yang tidak sebanding dengan kerja satu hari cuma di kasih 110 dolar.
Di awal aku libur, aku kenal sama tetangga sebelah rumah namanya Sony. Dari situlah aku sering libur bareng sampai akhirnya aku dikenalkan sama mbak Mus Takiyah. Dari mbak Muslah aku dikenalkan dengan yang namanya Mezzo.
Mbak Mus memprospek aku dan menjanjikan pendapatan sampingan dan bonus 2x4 dari gaji yang aku dapat sebagai buruh migrant. Bonus sponsor dan bonus seimbang kanan kiri jika aku mau tanam modal berbagi hasil dengan Mezzo. Mendengar keuntungan yang banyak, aku pun tergiur tanpa berpikir panjang menanam investasi.
Awalnya aku tanam dengan modal pinjem ke bank sebesar 15 ribu dan ditambah uang gajiku 2 bulan dan pinjam sama temanku 3000 dolar. Nilai nominal awal kutanam modal di Mezzo sebesar 23.700 dolar Hong Kong.
Setelah aku tanam modal dengan menunggu 40 hari aku mendapat uang royalty dan uang itu aku tanam kembali di Mezzo. di awal aku masuk sampai beberapa bulan pencairan royalty lancar hingga aku pun punya keinginan untuk aku menambah inves lebih banyak lagi (total sekitar 45.540 dolar hong kong) agar aku dapat keuntungan yang lebih besar. Ada bonus sepongsor dan bonus pasangan 5 persen yang kudapat sampai bulan November 2014.
Tapi sejak Januari 2015, mulai ada problem penarikan royalty Mezzo dengan alasan perubahan sistim kerja. Hingga saat ini tidak ada kepastian dari pihak Mezzo untuk bisa mengembalikan dana kami hingga aku pulang Oktober 2016 ke tanah karena bapak meninggal dunia karena sakit.
Setibanya di tanah air, aku mencoba untuk bertani dan menjual hasil panennya ke pasar atau pun ke kongsumen langsung. Di sela-sela waktu luang, aku suka buka facebook dan melihat setatus dari mbak ilalang tentang Mezzo. Dari situ aku kemudian bisa komunikasi dengan mbak Umi dan aku dikenalkan dengan pengurus Kobumi di Jakarta. Aku menerima saran Kobumi untuk mengadukan kasus ini dan dari kampung aku punya tekat untuk menuntut hakku ke jalur hukum.
Untuk menutupi kebutuhanku selama di Jakarta, aku bekerja sebagai PRT di perumahan taman Aries, Jakarta Barat. Setelah bekerja selama 1 bulan 20 hari, aku ditelpon sama keluargaku sambil menangis dan panik mengabarkan anaknya sakit demam sudah 1 minggu belum sembuh dan harus dirawat di rumah sakit. Kakakku itu bingung karena suaminya baru saja pergi kerja ke Palembang untuk cari nafkah dan karenanya kakakku menyuruh aku pulang hari itu. Aku panik dan karena aku minta izin untuk pulang kampung majikanku malah memberhentikan aku kerja.
Ditulis oleh Nurasih
COMMENTS