Negara wajib memberikan bantuan perlindungan bagi rakyatnya
BMI Korban Mezzo Menggugat Perlindungan, Foto: istimewa |
Aku masih inget bagaimana dia aktif di kantor. Kalau pagi dia sudah ikut beres-beres bangku untuk seminar. Aktif mengikuti rapat dan menjaga kebersihan. Setiap kami makan dia tak lupa sibuk mengingatkan supaya nanti jangan hanya ditaruh di meja piringnya tapi cuci supaya bersih ruangannya.
Setiap malam sebelum pulang, kami selalu membersihkan ruangan kantor bersama-sama. Mungkin ada yang tak suka dengan gayanya, yang menurut beberap orang sok. Jujur, kadang menurutku juga begitu, kuanggap dia bawel dan membuat nafsu makanku kadang hilang.
Minggu lalu aku melihat wajahnya kusam, jauh berbeda dengan tahun-tahun saat itu. Dia bertahan hidup di Hong Kong dengan jualan keliling untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Mungkin karena dia termasuk korban yang banyak investasi jadialah dia dengan korban yang beban hidup yang berat.
Minggu lalu aku melihat wajahnya kusam, jauh berbeda dengan tahun-tahun saat itu. Dia bertahan hidup di Hong Kong dengan jualan keliling untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Mungkin karena dia termasuk korban yang banyak investasi jadialah dia dengan korban yang beban hidup yang berat.
Aku ingin menyapanya, kulemparkan senyum padanya. Tapi dia menghindar malah pergi begitu saja. Aku tahu hatinya sakit. Sama sepertiku, harus menanggung beban begitu berat. Bukan hanya materil kerugian kami. Kami juga menderita secara moril. Pekerjaan, anggapan orang dan caci maki dari downline. Karena aku tahu posisi dia sama sepertiku satu garis, satu line.
Aku tak tahan ingin menanyakan kabarnya? Bagaimana keadaannya? Tinggal dimana sekarang? Tapi aku tahu mungkin dia juga malu berhadapan dengan kenyataan.
Dia kuanggap temanku yang baik. Dimanapun kamu berada aku berdoa agar kamu kuat menghadapi segala cobaan yang betubi-tubi ini.
Sebenarnya aku juga hampir menyerah karena tak kuat menghadapinya beban menjadi korban penipuan ini? Tapi aku masih punya Allah, Sang Maha segalanya, sang pemilik alam raya ini.
Aku pun tak beda denganmu, aku bertahan disini hanya untuk menyelesaikan apa yang harus ku selesaikan. Karena jika aku menyerah dan melarikan diri di dunia, aku takut akhirat tak menerimaku. Aku tidak mau nikmat di dunia tapi sengsara di akhirat.
Aku pasrahkan semua kepada-Nya karena semua berasal dariNya dan aku hanya manusia yang menjalani takdirnya. Selama kita berjalan di jalan yang lurus yakinlah bahwa pertolongan Allah tepat pada waktunya kita hanya menjalaninya.
Salam dariku kawan, semoga dilain waktu ketika kita sudah bebas dari masalah ini kita di pertemukan kembali dan kita bisa berbagi cerita bagaimana kita menjalaninya.
Dituliskan oleh Rani Suwito
COMMENTS