Kobumi menuntut perlindungan sejati terhadap BMI
![]() |
Save BMI dari Penyiksaan, Aksi KOBUMI di Hong Kong, Foto: Kobumi |
Suyanti ditemukan pingsan di jalan dan kemudian dilarikan ke RS PPUM di Kuala Lumpur pada tanggal 21 Desember dengan luka di sekujur tubuh akibat penyiksaan," ujar Ketua Satgas Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur, Yusron D Ambary di Kuala Lumpur, Sabtu.
Yusron mengatakan Satgas telah menemui korban di rumah sakit dan berhasil mewawancarainya.
"Yang bersangkutan masuk Malaysia 7 Desember melalui Tanjung Balai ke Port Klang. Dijemput seorang agen dan langsung diantar ke rumah majikannya seorang perempuan pada tanggal 8 Desember," katanya.
Dia mengatakan penyiksaan oleh majikan dimulai seminggu setelah dia kerja ditempat tersebut.
"Yang bersangkutan lari tanggal 21 Desember saat majikan mengancam dengan pisau besar. Di sekujur tubuh korban dari kepala hingga kaki ada luka tanda-tanda bekas kekerasan," katanya.
Polisi telah memeriksa korban dan sejumlah media di Malaysia memberitakan Wakil Ketua Polisi Daerah Petaling Jaya, Superintendan Mohd Ali Thamby telah menangkap majikan berusia 43 tahun di Balai Polisi Mutiara Damansara di Petaling Jaya.
Sebelumnya kasus kekerasan terhadap BMI juga telah menewaskan korban BMI asal Medan lainnya bernama Jumardi Haranto,35, penduduk Jalan Karya, Gang Eka Jaya IV, Medan, diduga tewas karena dianiaya oknum Polisi Diraja Malaysia.
Suyoto, Koordinator BNP3TKI Cabang Kualanamu, mengatakan berdasarkan informasi dari Konjen di Malaysia, Jumardi ditemukan tergeletak di pinggir jalan pada 5 November lalu. Sebelum tewas, ada melihat Jumardi dikejar-kejar Polisi Diraja Malaysia.
Sementara itu, Atin dari Kobumi mengungkapkan keprihatinannya terhadap penyiksaan BMI yang terjadi di Malaysia. Atin meminta agar Pemerintah Indonesia dan Malaysia segera memperbaiki jaminan perlindungan di negara Malaysia.
"Kami akan melaporkan kasus penyiksaan ini sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia atau HAM berat terhadap BMI kepada institusi Internasional terkait pelanggaran HAM," protes Atin.
COMMENTS