Penyeludupan (Smuggling) BMI ke Malaysia
![]() |
BMI korban penyeludupan ke Malaysia, Foto: Tempo |
Kini mereka ditampung di ruko tiga lantai di Taman Lakota, Blok E Nomor 3, Batamcenter Batam. Setelah diidentifikasi BMI yang akan disedupkan itu berasal dari Surabaya, Madura, Semarang, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kami dari Surabaya bertiga sama teman sekampung. Katanya disuruh nginap dulu di sini, besok baru diberangkatkan," kata Kurnia, salah satu BMI asal Surabaya.
Korban BMI lainnya dari NTB, Edi Irawan yang berangkat bersama tiga orang temannya mengatakan harus membayar uang tiket sendiri dan membayar uang Rp 3,5 Juta.
"Bahkan aku sampai harus berutang," cerita Edi seperti diberitakan di batampos hari ini (3 Agustus 2016).
Edi menceritakan bahwa awalnya dia ditelepon oleh seseorang yang mengaku pemilik lahan di Malaysia. Katanya, penelpon tersebut sedang mencari pekerja. "Semua berkas seperti paspor dan permit sudah diurus semua. Nanti katanya sih kalau berkas ada yang belum beres bisa diuruskan oleh calo Buruh Migran ini, makanya kami mau," ungkapnya.
Akibat iming-iming dari mafia trafficking lewat tawaran gaji yang menggiurkan, Edi akhirnya terperangkap dalam penderitaan bahkan rela meninggalkan istri dan anaknya di kampung.
"Syukurlah ketangkap sekarang mas, kalau sudah sampai sana (Malaysia-red) ada yang tidak beres ke mana kami harus mengadu," tukasnya perlahan.
Tapi ada juga korban bersaksi bahwa dirinya bukan ditawari pekerjaan. Nisa contohnya. Ia mengaku mau ikut calo karena berniat bertemu keluarganya yang ada di Malaysia.
"Saya cuma melancong, sampai di pelabuhan karena kapalnya sudah berangkat disuruh supirnya menginap di sini (tempat penampungan, red)," tutur perempuan berkacamata ini.
Akibat tawaran gaji yang menggiurkan itulah banyak dari korban penyelundupan ini mau membayar tiket perjalanannya sendiri dan membayar kepada calo trafficking ini.
"Saya baru datang jam 4 sore tadi, dijemput sama sopir dan disuruh tunggu dulu baru besok diberangkatkan. Saya nggak nyangka jadi seperti ini," kata Yono yang berasal dari Surabaya.
Hingga berita ini dimuat, semua BMI korban mafia trafficking ini berada dibawah pengawasan pemerintah kota Batam di penampungan menunggu pemulangan lewat kapal Pelni di Sekupang, Batam.