Aksi Gema Demokrasi Menolak Pembungkaman Demokrasi
![]() |
Menolak dibungkam, aksi Gema Demokrasi, Foto: istimewa |
Kerisauan ini juga berdasar dari masih didiamkannya pelaku-pelaku yang membubarkan dan melarang acara tersebut, dan masih dibenarkannya argumen aparat dalam (ikut) melarang dan membubarkan suatu acara, yakni ‘agar situasi kondusif’ atau ‘karena ada penolakan dari unsur masyarakat’. Dengan argumen begitu saja, aparat sudah sama sekali tidak mengerti hakikat demokrasi yang justru membekingi unsur masyarakat yang anti demokrasi.
Terakhir kali, seorang wartawan telah jadi korban intimidasi saat sedang melakukan tugasnya meliput sebuah simposium bertema “Mengamankan Pancasila dari Kebangkitan PKI”. Namun kasus intimidasi tersebut masih juga didiamkan. Aparat TNI yang menyalahi wewenangnya dalam men-sweeping buku juga masih didiamkan. Bagi kami, ini tanda bahwa kesalahan belum diakui sebagai kesalahan, sehingga hal yang sama masih sangat mungkin untuk terulang.
![]() |
Ngabuburit demokrasi, Foto: Mujiyo |
Bagi kami, kesemua hal itu adalah masalah sistem secara keseluruhan yang masih belum menempatkan rakyat sebagai tujuan membangun negara; belum menempatkan demokrasi sebagai syarat pencapaian tujuan-tujuan rakyat.
Dalam kesempatan ini kami kembali mengingatkan pemerintah untuk menghormati hak berdemokrasi warga negaranya, memberi sanksi kepada pihak-pihak yang melawan demokrasi, sekaligus mencegah kembalinya militer di dalam urusan-urusan sosial-politik. Demikian aksi ini juga merupakan seruan kepada rakyat bahwa Demokrasi hanya mungkin tegak jika rakyat berinisiatif melakukan perlawanan terhadap tindak-tindak militerisme, dan tidak lengah untuk tetap merapatkan barisan demokrasi!
COMMENTS