Aksi Solidaritas untuk Nuraini oleh BMI di Hong Kong
KOBUMI - Komunitas buruh migran (KOBUMI) di Hong Kong mengadakan penggalangan dana solidaritas untuk Nuraini. Pengalangan Dana dilakukan di lapangan Victoria. Beberapa anggota KOBUMI mementaskan tari Jaipong dalam acara penggalangan dana tersebut di bawah rintik hujan.
"Melihat kondisi Nuraini yang lumpuh dalam ketidakpastian pemerintah Indonesia, perasaan saya sangat teriris. Rasa solidaritas kami sesama buruh migran membuat kami nekad menari di bawah hujan dengan riang" kata mbak Fatimah Jamil salah satu penari yang ikut menggalang Dana.
Nuraini, adalah buruh migran yang bekerja di Kuwait dan dipulangkan dalam kondisi lumpuh. Selama bekerja di majikannya, ia tidak digaji. Setiap kali meminta gajinya, ia mendapat siksaan Dan dikurung dalam sebuah gudang sempit oleh majikannya. Dan hanya diberi makan biskuit serta air satu botol setiap hari Hingga akhirnya lumpuh.
"Saat ini ia sedang menunggu kasusnya dengan menuntut keadilan melalui pemerintah Indonesia kepada majikannya. Namun pemerintah terkesan lamban sekali menanganinnya, kasus ini sudah satu tahun, Dan belum ada kejelasan. Keluarganya sudah kehabisan biaya untuk mengurus kesembuhan dan kasusnya, Hingga membeli pemperspun sudah tidak mampu untuk kebutuhan Nuraini yg lumpuh" jelas Umi koordinator KOBUMI.
"kesembuhan Nuraini adalah tanggung jawab pemerintah, karena ia lumpuh ketika menjalani tugas negara saat menjadi buruh migran. Namun pemerintah menelantarkannya sedemikian rupa" Tambah umi.
Saat ini Nuraini masih terus menunggu penyelesaian kasusnya di Jakarta, di rumah buruh migran SBMI. Ia menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga kepada kawan-kawan BMI di Hong Kong atas solidaritasnya dan untuk tetap semangat berjuang meski jauh dari keluarga.
"Saya tidak akan berputus asa hingga keadilan kudapatkan" ucapnya terus menuntut..
"Melihat kondisi Nuraini yang lumpuh dalam ketidakpastian pemerintah Indonesia, perasaan saya sangat teriris. Rasa solidaritas kami sesama buruh migran membuat kami nekad menari di bawah hujan dengan riang" kata mbak Fatimah Jamil salah satu penari yang ikut menggalang Dana.
Nuraini, adalah buruh migran yang bekerja di Kuwait dan dipulangkan dalam kondisi lumpuh. Selama bekerja di majikannya, ia tidak digaji. Setiap kali meminta gajinya, ia mendapat siksaan Dan dikurung dalam sebuah gudang sempit oleh majikannya. Dan hanya diberi makan biskuit serta air satu botol setiap hari Hingga akhirnya lumpuh.
"Saat ini ia sedang menunggu kasusnya dengan menuntut keadilan melalui pemerintah Indonesia kepada majikannya. Namun pemerintah terkesan lamban sekali menanganinnya, kasus ini sudah satu tahun, Dan belum ada kejelasan. Keluarganya sudah kehabisan biaya untuk mengurus kesembuhan dan kasusnya, Hingga membeli pemperspun sudah tidak mampu untuk kebutuhan Nuraini yg lumpuh" jelas Umi koordinator KOBUMI.
"kesembuhan Nuraini adalah tanggung jawab pemerintah, karena ia lumpuh ketika menjalani tugas negara saat menjadi buruh migran. Namun pemerintah menelantarkannya sedemikian rupa" Tambah umi.
Saat ini Nuraini masih terus menunggu penyelesaian kasusnya di Jakarta, di rumah buruh migran SBMI. Ia menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga kepada kawan-kawan BMI di Hong Kong atas solidaritasnya dan untuk tetap semangat berjuang meski jauh dari keluarga.
"Saya tidak akan berputus asa hingga keadilan kudapatkan" ucapnya terus menuntut..
COMMENTS