Cerpen tentang perkosaan terhadap PRT oleh majikan
Cousewey Bay, salah satu kota BMI di Hong Kong yang bising dan terik di musim panas. Bulan July kemarin bertepatan dengan bulan Ramadhan, tantangan dalam berpuasa lebih berat, panas, haus, sesak dan juga godaan macam macam hidangan yang terjual bebas di Victoria Parktempat berbagai kegiatan BMI dilakukan, baik yang tergabung di dalam organisasi maupun yang di lakukan secara individu.
Seperti bulan bulan puasa sebelumnnya, kegiatan di Victoria Park lebih religius, banyak kelompok kelompok menggelar pengajian dan tadarus, kemudian disusul dengan tausiah dan buka bersama . kesempatan seperti ini digunakan oleh BMI sebagai ajang silaturhami dan meningkatkan nilai ibadah dan berkirim doa bagi keluarga di tanah air maupun berkirim doa kepada kerabat yang sudah meninggal di bulan puasa. Victoria park berubah menjadi taman santri. Sejuk sekali merasakannya.
Pagi itu, seperti biasa Haznah menggelar tikar merah biru yang biasa digunakan untuk kegiatan di majelisnnya . Ia selalu bersemangatnya dalam menjalankan aktifitasnya sebagai salah satu pengurus di majelisnya. Selain sebagai pengurus majelis, ia adalah seorang yang khusuk beribadah. Ia sering kali dipanggil untuk memimpin doa dan mengimami acara-acara tahlil.
“Cousan, Victoria jadi taman santri hari ini.. ada tadaraus qur’an di hampir semua pojokan” sapa ika yang segera disambut dengan salam hangat dari Haznah.
Namun salamnya kali ini terasa hambar, sama sekali berbeda dengan minggu minggu sebelumnya yang selalu diiringi dengan pelukan hangat dan senyum ramah Haznah. Ika tak berani menanyakan perasaannya lebih halus, Haznah kembali khusuk membaca Yasiin. Sesekali matanya keliatan sendu meski disembunyikan.
Ika menggelar sajadahnnya dan mulai membaca ayat ayat al qur’an meneruskan tadarus jamaah minggu lalu. Satu per satu anggota majelis datang dan mengikuti jejak bacaan qur’an yang sudah dibaca lebih awal.
Ika duduk disamping Haznah, sepertinya ia merasakan kegelisahan yang dirasakan sahabatnya itu. Sesekali tangan Haznah gemetar sambil giginya berbunyi menahan sesuatu. Ika melirik kesamping dan memperhatikan Haznah yang mulai komat kamit tak sadar, semula ia menyangka bahwa haznah sedang menghafal ayat ayat yang sedang dibacanya. Namun tiba tiba ia menjerit dan mengamuk dengan membabi buta.
“Bajingan.. laki laki itu telah mengotoriku, aku harus membunuhnya, aku harus memotong kemaluannya, ia telah menjerumaskanku ke dalam neraka jahanam , seharusnya aku membunuhnnya kemarin.. sehausnya aku tak membiarkan dia hidup!!” Haznah mengamuk kuat sekali.
Anggota mejelis yang ada di situ kaget bukan kepalang dan suasana menjadi kacau oleh amukan Haznah yang mencabuti semua tanaman bunga di sekeliling taman yang mereka tempati sebagai markas Majelis. Haznah bahkan merobohkan salah satu pohon kemiri dan mematahkan rantingnnya kemudian dihantamkan kemana-mana. Membuat taman kecil itu berantakkan dan hampir saja mengenai salah satu anggota majelis yang berusaha menolongnya.
Haznah terus mengamuk sekenanya.. kata-katanya yang bisanya lembut kini berubah kasar dan memaki maki. Ia berlari kesana kemari mencari air. Setiap air yang ditemuinya langsung disiramkan ketubuhnnya, bahkan air minum yang ada di dalam botol untuk persiapan buka bersama ia hantam dengan ranting pohon kemiri yang tadi Ia robohkan, kemudian airnya diguyurkan ke tubuhnnya.
Sebagian dari mereka menganggap Haznah kesurupan, semua orang kalang kabut mencoba menenangkan Haznah dengan Do’a-do’a. Namun tenaga haznah semakin kuat meronta-ronta melepaskan diri, membuat yang menjagalnya terjatuh.
Haznah berlari kearah kolam dan menjeburkan diri sambil berteriak “ aku ingin mandi , aku ingin mandi… badanku kotor, badanku penuh najis” ia terus membasahkan diri di dalam kolam yang ada di taman itu. Semua orang panik, dan keheranan. Beberapa temannya memanggil Ambulance dan polisi.
Sementara Haznah semakin histeris dengan teriakannya hingga pada akhirnya ia terjatuh di dalam kolam, Pingsan. Ika yang sedari tadi mengetahui gejala kegelisahan Haznah terus mendampinginnya hingga Haznah berada di rumah sakit.
Beberapa polisi ikut menjagannya dan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Ika tak henti hentinya membaca doa, sambil terus mengabari teman-teman tentang kondisi Haznah. Panasnya yang meninggi membuat Haznah semakin mengigau dalam alam bawah sadarnya. Ia berteriak teriak, “lepaskan aku.. lepaskan aku.. lepaskan akuuuu…”
Peralatan infus di ruang itu terlepas, dua orang suster penjaga datang dan memberikan suntikan penenang. Ika gelisah dan khawatir dengan kondisi sahabatnya itu. Ia memutuskan untuk menemaninya hingga ia sadar dan ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Ia putuskan untuk menelpon majikannya.
“Thai-thai, ngo kam man ji siu siu fan lei. Ngo yika hai yii yiun, ngo-ke bangyau yau ti hou hou em si fuk “.
Tiba tiba tangan Ika diraih oleh Haznah sambil lemah Ia bertannya, “Ika , dimana aku?”
Ika terkaget dan tersenyum lega, ia memberitahukan apa yang terjadi di taman Victoria Park tadi. Pandangan Haznah kosong, ia memegang tangan Ika, air matannya mulai menetes, mulutnya mulai terbuka dan menceritakan apa yang terjadi pada dirinnya.
Haznah menanggung beban mental berat karena telah diperkosa oleh majikannya laki lakinya saat ia sedang menjalani sahur di awal bulan Ramadhan kemarin ketika majikan baru pulang dan dalam keadaan mabuk. Ia tak berani menceritakan pada siapapun hingga ia mengalami tekanan dan mengamuk, bahkan sempat punya niat untuk membunuh dirinnya.
Ika mendengarkan dengan seksama dan menjadi penterjemah dua polisi yang mendampinginya. Mengingat itu semua, Haznah kembali Histeris dan pingsan.
Ditulis oleh Aliva Dewi
Seperti bulan bulan puasa sebelumnnya, kegiatan di Victoria Park lebih religius, banyak kelompok kelompok menggelar pengajian dan tadarus, kemudian disusul dengan tausiah dan buka bersama . kesempatan seperti ini digunakan oleh BMI sebagai ajang silaturhami dan meningkatkan nilai ibadah dan berkirim doa bagi keluarga di tanah air maupun berkirim doa kepada kerabat yang sudah meninggal di bulan puasa. Victoria park berubah menjadi taman santri. Sejuk sekali merasakannya.
Pagi itu, seperti biasa Haznah menggelar tikar merah biru yang biasa digunakan untuk kegiatan di majelisnnya . Ia selalu bersemangatnya dalam menjalankan aktifitasnya sebagai salah satu pengurus di majelisnya. Selain sebagai pengurus majelis, ia adalah seorang yang khusuk beribadah. Ia sering kali dipanggil untuk memimpin doa dan mengimami acara-acara tahlil.
“Cousan, Victoria jadi taman santri hari ini.. ada tadaraus qur’an di hampir semua pojokan” sapa ika yang segera disambut dengan salam hangat dari Haznah.
Namun salamnya kali ini terasa hambar, sama sekali berbeda dengan minggu minggu sebelumnya yang selalu diiringi dengan pelukan hangat dan senyum ramah Haznah. Ika tak berani menanyakan perasaannya lebih halus, Haznah kembali khusuk membaca Yasiin. Sesekali matanya keliatan sendu meski disembunyikan.
Ika menggelar sajadahnnya dan mulai membaca ayat ayat al qur’an meneruskan tadarus jamaah minggu lalu. Satu per satu anggota majelis datang dan mengikuti jejak bacaan qur’an yang sudah dibaca lebih awal.
Ika duduk disamping Haznah, sepertinya ia merasakan kegelisahan yang dirasakan sahabatnya itu. Sesekali tangan Haznah gemetar sambil giginya berbunyi menahan sesuatu. Ika melirik kesamping dan memperhatikan Haznah yang mulai komat kamit tak sadar, semula ia menyangka bahwa haznah sedang menghafal ayat ayat yang sedang dibacanya. Namun tiba tiba ia menjerit dan mengamuk dengan membabi buta.
“Bajingan.. laki laki itu telah mengotoriku, aku harus membunuhnya, aku harus memotong kemaluannya, ia telah menjerumaskanku ke dalam neraka jahanam , seharusnya aku membunuhnnya kemarin.. sehausnya aku tak membiarkan dia hidup!!” Haznah mengamuk kuat sekali.
Anggota mejelis yang ada di situ kaget bukan kepalang dan suasana menjadi kacau oleh amukan Haznah yang mencabuti semua tanaman bunga di sekeliling taman yang mereka tempati sebagai markas Majelis. Haznah bahkan merobohkan salah satu pohon kemiri dan mematahkan rantingnnya kemudian dihantamkan kemana-mana. Membuat taman kecil itu berantakkan dan hampir saja mengenai salah satu anggota majelis yang berusaha menolongnya.
Haznah terus mengamuk sekenanya.. kata-katanya yang bisanya lembut kini berubah kasar dan memaki maki. Ia berlari kesana kemari mencari air. Setiap air yang ditemuinya langsung disiramkan ketubuhnnya, bahkan air minum yang ada di dalam botol untuk persiapan buka bersama ia hantam dengan ranting pohon kemiri yang tadi Ia robohkan, kemudian airnya diguyurkan ke tubuhnnya.
Sebagian dari mereka menganggap Haznah kesurupan, semua orang kalang kabut mencoba menenangkan Haznah dengan Do’a-do’a. Namun tenaga haznah semakin kuat meronta-ronta melepaskan diri, membuat yang menjagalnya terjatuh.
Haznah berlari kearah kolam dan menjeburkan diri sambil berteriak “ aku ingin mandi , aku ingin mandi… badanku kotor, badanku penuh najis” ia terus membasahkan diri di dalam kolam yang ada di taman itu. Semua orang panik, dan keheranan. Beberapa temannya memanggil Ambulance dan polisi.
Sementara Haznah semakin histeris dengan teriakannya hingga pada akhirnya ia terjatuh di dalam kolam, Pingsan. Ika yang sedari tadi mengetahui gejala kegelisahan Haznah terus mendampinginnya hingga Haznah berada di rumah sakit.
Beberapa polisi ikut menjagannya dan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Ika tak henti hentinya membaca doa, sambil terus mengabari teman-teman tentang kondisi Haznah. Panasnya yang meninggi membuat Haznah semakin mengigau dalam alam bawah sadarnya. Ia berteriak teriak, “lepaskan aku.. lepaskan aku.. lepaskan akuuuu…”
Peralatan infus di ruang itu terlepas, dua orang suster penjaga datang dan memberikan suntikan penenang. Ika gelisah dan khawatir dengan kondisi sahabatnya itu. Ia memutuskan untuk menemaninya hingga ia sadar dan ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Ia putuskan untuk menelpon majikannya.
“Thai-thai, ngo kam man ji siu siu fan lei. Ngo yika hai yii yiun, ngo-ke bangyau yau ti hou hou em si fuk “.
Tiba tiba tangan Ika diraih oleh Haznah sambil lemah Ia bertannya, “Ika , dimana aku?”
Ika terkaget dan tersenyum lega, ia memberitahukan apa yang terjadi di taman Victoria Park tadi. Pandangan Haznah kosong, ia memegang tangan Ika, air matannya mulai menetes, mulutnya mulai terbuka dan menceritakan apa yang terjadi pada dirinnya.
Haznah menanggung beban mental berat karena telah diperkosa oleh majikannya laki lakinya saat ia sedang menjalani sahur di awal bulan Ramadhan kemarin ketika majikan baru pulang dan dalam keadaan mabuk. Ia tak berani menceritakan pada siapapun hingga ia mengalami tekanan dan mengamuk, bahkan sempat punya niat untuk membunuh dirinnya.
Ika mendengarkan dengan seksama dan menjadi penterjemah dua polisi yang mendampinginya. Mengingat itu semua, Haznah kembali Histeris dan pingsan.
Ditulis oleh Aliva Dewi
COMMENTS